Bisnis Investasi

Puisi Budak Kemakluman Babu Pecundang

Santai sitik jos ... meratap menatap atap yang tetap tak berubah , lampu mati gelap kalau nyala terang , terus mau apa , heleh.... ngene kok di arani puisi... sing edan sing nulis opo sing ngarani . hmmmm ...

Enggan melakukan kebaikan...
Tutur sopan lembah lembut dalam pergaulan
Becanda datar membuka bahasan yang ringan
Di pikir hal itu kurang gigit kurang memuaskan

Pikir... pake otak jangan pake dengkul..
Walau otakmu tumpul suka ngibul...
Biar di kata preman beriman ... getu kan...
Biar di kata brandal bermoral getu kan...

Hwahahahahaha.....
Lanjutkan ..... Kau tumpuk dusta...
Toh... standarmu sebatas tajam tumpul mata manusia
Lanjutkan ... kau labuhi rasa...
Walau kau tahu selamanya garam tak akan jadi gula...
Lanjutkan...
Orang aku tinggal nonton aja , apa susahnya ...

Tapi ingat satu hal...
Jangan libatkan aku dalam pikiranmu
Jangan kau jadikan bahan mentah inspirasimu
Jangan kau jadikan bahan baku imaginasimu
Dan jangan kau jadikan Perangsang syahwat Birahi Syndrom populerity mu .

Silahkan onani atau manstrubasi dengan otakmu sendiri
Sampai puncak klimaks lebay diri
Toh kamu sudah biasa bermain dengan bayangan
Yang sebenaranya tak akan pernah jadi kenyataan .

Bagiku , Iklas itu memang soal hati .
Tapi indikasinya bisa di lihat dari cara memposisikan diri .
Baik buruk prilaku manusia bukan sebatas pemikiran dan prasangka
Tapi sampai di mana kita bisa bermanfaat untuk sesama .

Bukan dandan preman untuk mengharap kemakluman saat ada kesalahan .
Bukan prilaku brandal , supaya di perhatikan tokoh spiritual
Juga bukan pendusta , memaksa diri untuk tertawa di tengah api neraka .
Suram suram saja , jangan di paksa jadi cerah adanya .

Lanjutkan jadi budak kemakluman
Lanjutkan jadi babu nyali pencundang
Jika memang kau hidup untuk jadi pengecut
Dan kau mati sebagai sampah.

Advertisement