puisi cinta : Paradoks Hati.

Kan kulukiskan sebuah bentuk rupamu, kekasih.
Dalam gelap terang bulang langitku.
Kutaruh didasar hatiku.
Lalu ku timang agar kau nyaman.
Benarkah begitu?

Tidak!

Mencakar-cakar dasarnya.
Meremuk-remuk cangkangnya.
Kau hancurkan.
Berderai hingga berkeping.
Hatiku.

Gurat manis senyum menipuku.
Menusuk dalam kalbu.
Habis sudah.
Musnah.

Advertisement