Jangan Paksa Aku untuk Sesuap Nasi

Puisi tragis tapi humoris, perjuangan seorang balita untuk sesuap nasi
(bukan mencari sesuap nasi, tapi menghabiskan sesuap nasi). Selamat
membaca.

Perjuangan Sikecil Untuk Sesuap Nasi

Jam dinding berdenting
Berbunyi sepuluh kali
Pertanda jam 10 menjelang siang
Waktu yang bagiku sangat menakutkan

Bunda tak pernah lupa jika tiba waktunya
Mengambil mangkuk mungil
mengisinya dengan bubur bayi
Menu khusus untuku tiap hari

Bunda mendudukkanku di kereta bundar
Memasang celmek dileherku yang mungil
Pertanda bubur akan segera disuapkan
Dengan sendok mungil kesukaanku

Rasanya ingin berlari kencang
Tapi kereta bundar ini ditahan
Oleh bundaku sayang
Agar aku tak kabur saat makan

Oh bunda
Aku sedang tidak lapar
Tiga jam lau kau suapi aku dengan pisang
Dua jam lalu kau susui aku hingga kenyang
Sejam lalu kau paksa aku makan biskuit balita
Kini kau kan paksa aku makan lagi

Oh bunda
Perut ini masih full
Jangan paksa aku menelan makanan hingga jenuh
Ku tahu kau ingin aku gendut
Agar berat badanku bertambah saat posyandu
Tujuanmu baik karena sayang aku
Tapi sungguh..
Perut mungil ini benar-benar penuh

Oh bunda..
Sadarilah penderitaanku
Ku tahu..
Kau tak kan berhenti menyuapiku sampai aku benar-benar buang air besar
Karena perutku yang terlalu kenyang

Plis bunda.. Plis..
Hanya satu cara agar bunda berhenti menyuruhku mengunyah
Aku akan tidur saat itu pula
Tidur pulas dengan mulut penuh bubur

Asik..
Akhirnya bunda membersihkan mulutku
Dan menggendongku Membopongku ke kasur peraduanku
Agar aku tidur dengan nyenyak tanpa terganggu
Asiik trikku berhasil..
Terimakasih bunda

Oleh: Rochmatul Hidayah
Advertisement